×

Hubungi Kami

Berita

Halaman Utama >  Berita

Proses Penghilangan Partikel Padat (I): Bahaya Partikel Padat

Jun 04, 2025

Hampir semua limbah dalam sistem air sirkulasi berasal dari pakan. Limbah-limbah ini biasanya muncul dalam dua bentuk: pakan yang tidak dimakan dan limbah yang dikeluarkan setelah makan. Semua limbah ini ada dalam bentuk padat, cair, dan gas. Di antaranya, limbah padat dibagi menjadi dua jenis berikut sesuai dengan karakteristik sedimentasinya:

 

Partikel padat yang menetap

Partikel padat dengan ukuran partikel lebih besar dari 100 μm. Terutama mencakup partikel pakan yang lebih besar, kotoran organisme ternak yang lebih besar, dll. Partikel-partikel ini menetap relatif cepat di dalam air, dan beberapa dapat dihilangkan melalui sedimentasi sederhana.

Partikel padat non-menetap (limbah padat tergantung)

Limbah padat dengan ukuran partikel kurang dari 100 μm juga disebut partikel padat tergantung. Sumber utama partikel padat tergantung adalah kotoran ikan. Tingkat produksi total kotoran secara positif berkorelasi dengan tingkat pemberian pakan. Kandungan total partikel padat tergantung = 25% dari pakan yang diberikan.

 

  • Bahaya partikel padat

 

Partikel padat memiliki dampak negatif pada semua aspek sistem akuakultur daur ulang, sehingga tujuan utama dari setiap program pengolahan air daur ulang adalah menghilangkan partikel padat tergantung.

 

1. Dampak pada kualitas air

1) Transparansi berkurang: Partikel yang mengendap dapat membuat air menjadi keruh dan mengurangi transparansi air. Hal ini akan memengaruhi kedalaman penetrasi cahaya dalam air, dan untuk beberapa tumbuhan air yang membutuhkan cahaya yang cukup untuk fotosintesis (jika mereka ditanam dalam sistem budidaya perairan recirculating), itu akan mengurangi efisiensi fotosintesis mereka. Sebagai contoh, dalam kondisi normal, transparansi air budidaya yang jernih mungkin sekitar 30-50 cm, tetapi ketika konsentrasi partikel yang mengendap tinggi, transparansi dapat turun menjadi kurang dari 10 cm.

 

2) Peningkatan permintaan oksigen kimia (COD) dan permintaan oksigen biokimia (BOD): Komponen organik dalam partikel yang mengendap (seperti pakan yang tidak terkonsumsi, kotoran organisme ternak, dll.) akan terurai di dalam air, dan proses ini memerlukan konsumsi oksigen. Ini akan menyebabkan COD dan BOD badan air meningkat, membuat badan air berada dalam keadaan anoksik atau anaerobik. Sebagai contoh, dalam sistem budidaya air tertutup dengan sirkulasi ulang, jika terlalu banyak partikel yang mengendap, kadar oksigen terlarut dalam air dapat turun dari normal 6-8mg/L menjadi di bawah 3-4mg/L.

 

  • Dampak pada hewan ternak

 

1) Dampak pada pernapasan dan pemberian makan: partikel yang mengendap dapat menempel pada insang atau organ pernapasan lainnya dari organisme budidaya, menghambat pertukaran oksigen. Bagi organisme pemakan saringan, seperti kerang, partikel yang mengendap berlebihan akan mengganggu proses penyaringan mereka dan membuatnya tidak mungkin untuk menelan makanan secara efektif. Sebagai contoh, ketika insang ikan tertutup oleh jumlah besar partikel yang mengendap, mereka akan mengalami sesak napas dan pertumbuhan yang lambat; kerang di lingkungan dengan materi tergantung tinggi dapat mengurangi efisiensi penyaringan mereka sebesar 30% - 50%.

 

2) Menyebabkan penyakit dan respons stres: Partikel tergantung memberikan tempat bagi mikroorganisme berbahaya (seperti bakteri, virus, parasit, dll.) untuk menempel dan berkembang biak. Mikroorganisme ini dapat menginfeksi organisme yang diternakkan dan menyebabkan penyakit. Selain itu, konsentrasi partikel tergantung yang tinggi akan membuat organisme yang diternakkan berada dalam keadaan stres selama waktu yang lama, menyebabkan penurunan imunitas mereka. Sebagai contoh, dalam budidaya udang, kemungkinan udang terinfeksi patogen seperti Vibrio akan meningkat secara signifikan dalam lingkungan dengan partikel tergantung yang tinggi.

 

email goToTop